Beijing dalam Kenangan Mengejar Ilmu: Marissa Haque Fawzi

Beijing dalam Kenangan Mengejar Ilmu: Marissa Haque Fawzi
Beijing dalam Kenangan Mengejar Ilmu: Marissa Haque Fawzi

Dōngjīng (东京) adalah Bahasa Mandarin untuk Cina di Selatan (Tokyo Zaman Rasulullah Muhammad SAW)

Dōngjīng (东京) adalah Bahasa Mandarin untuk Cina di Selatan (Tokyo Zaman Rasulullah Muhammad SAW)
Dōngjīng (东京) adalah Bahasa Mandarin untuk Cina di Selatan (Tokyo Zaman Rasulullah Muhammad SAW): Marissa Haque & Ikang Fawzi

Kenangan Shooting Sinetro Kembang Setaman di Beijing, Cina: Marissa Haque Fawzi

Kenangan Shooting Sinetro Kembang Setaman di Beijing, Cina: Marissa Haque Fawzi
Kenangan Shooting Sinetro Kembang Setaman di Beijing, Cina: Marissa Haque Fawzi

marissa haque di beijing china

marissa haque di beijing china
marissa haque di beijing china

Peta Cina Sekarang (2011), Marissa Haque & Ikang Fawzi

Peta Cina Sekarang (2011), Marissa Haque & Ikang Fawzi
Peta Cina Sekarang (2011), Marissa Haque & Ikang Fawzi

Semangat Tangguh Cina dalam Mengahadapi UN (Ujian Nasional): Marissa Haque Fawzi

Semangat Tangguh Cina dalam Mengahadapi UN (Ujian Nasional): Marissa Haque Fawzi

Marissa Haque Fawzi: Salam Damai untuk Dua Penyanyi Fav-ku Christine Panjaitan & Rafika Duri

Marissa Haque Fawzi: Salam Damai untuk Dua Penyanyi Fav-ku Christine Panjaitan & Rafika Duri

Minggu, 29 Mei 2011

"Praktik Diplomasi sang Calon Menantu": Kenangan Marissa Haque (salam untuk Christine Panjaitan)

Tangsel, 27 Mei 2011

Sering secara sambil bercanda saya ungkapkan kepada Ikang Fawzi suamiku, bahwa ilmu diplomasi dari Dato' Fawzi dengan sengaja saya coba terapkan kepada ibunya--Ibu Mertuaku terkasih Ibu atau Mbah Yuya Moe'min.

Lalu sambil melihat serius secara curious, Ikang Fawzi suamiku meletakkan majalah Tempo yang ada di tangannya. Suamiku tahu kalau sudah begitu saya pasti sedang ingin bercanda dan berdekat-dekatan dengannya dalam menghabiskan waktu di malam hari tenang di rumah kami di Pelangi Bintaro, Tangsel, Banten.

Saya katakan bahwa di saat pertama berjumpa dengan Ibu almarhumah, sejujurnya saya merasa agak takut. Karena penampilan Ibu layaknya Ibu pejabat di era Presiden Soeharto yang anggun dan penuh kharisma.

Selain itu sayapun mendengar langsung dari pacarku (saat itu), bahwa mantan pacarnya di saat lalu dari Satra Cina atau Sinologi UI (Universitas Indonesia), juga sangat takut kepada Ibu almarhumah. Waddduuuhh... bathinku saat itu.. gawat nih! Hehe...Kata pacarku itu, Ibu almarhumah tidak suka kepada--sorry Chris...just to be honest to everybody who read this blog--bahwa Ibu Yuya sangat tersinggung kepada Ibunya Christine Panjaitan yang menolak anaknya untuk merencanakan pernikahan atau getting more serious in their relationship. Ibu Yuya merasa anak lelaki tersayangnya tidak layak menderita dalam hubungan rahasia alias back street yang terpaksa mereka lakukan selama itu! Kalau Christine Panjaitan yang cantik serta bersuara merdu itu gagal dalam melakukan pendekatan kepada Ibu Yuya, maka saya memang bertekad kuat untuk berhasil menaklukan hatinya.

Kala itu, Ikang Fawzi pacarku mengatakan bahwa Christine Panjaitan memang telah berusaha melakukan pendekatan, namun memang tidak optimal, karena karakter Chris berbeda dengan saya yang memang bisa sangat ramai serta hangat kala bertegur-sapa dengan siapapun atau lebih tepatnya tidak meraa tinggi hati untuk bersedia menegur-sapa duluan. Waaaah...tentu 'kembang-kempis' cuping hidungku mendengar pujian ikhlas semacam itu. Karena dorongan semangat dari pacarku Ikang Fawzi, maka saat itu action "cito" alias segera karena urgent untuk meng-approach langsung kukerjakan.

Setiap kali datang maka selalu ada 'semacam buah tangan' yang kubawa untuk beliau. Untunglah saat itu undang-undang menyangkut gratifikasi belum ada...hehe...hingga tak perlu saya harus ditangkap KPK karena melakukan upaya penyuapan...hehehe... Konyol memang! Karena saya kan saat itu adalah mahasiswi dari Fakultas Hukum dari Universitas Trisakti, Jakarta. Dan tahu kalau hal tersebut terjadi di ranah peradilan Indonesia, mengakibatkan perlakuan tidak adil dan setara dalam mendapatkan hasil keputusan hakim yang signifikan penuh dengan asas equality before the law...hehehe... Namun Ikang Fawzi suamiku mengatakan tanpa 'diplomasi' "membawa ini dan itu" pun Ibu Yuya sudah jatuh hati kepadaku yang sangat "perempuan" katanya.

Nah! "Sangat perempuan" yang dimaksud sebenarnya adalah bahwa saya sangat menyukai juga pekerjaan domestik semisal: (1) membuat kue; (2) membuat pangan serba Italia; serta (3) punya hobi mengumpulkan resep aneka kuliner dunia termasuk jejamuan (secara khusus Jamu Madura). Karena Chris sang mantan suamiku konon kata Ibu almarhumah, tidak memiliki semua yang kumiliki kecuali suara merdunya semata (dan tentunya cantik juga). Saat itulah kumantapkan hati dengan mengatakan:"... you got it!"

 Artinya, disanalah entry point-ku melalui kemenanganku atas Chris yang saat itu sangat kuketahui masih sering menghubungi Ikang Fawzi pacarku melalui telepon ke rumahnya di jl. Benteng Garuda, Pasar Minggu atau melalui Kakak Ikang tertua bernama Kak Uttie dengan bertelpon ke PT. Japex (Japan Petroleum Exploration) di Jakarta.

Ah, Ikang Fawzi suamiku memang lelaki baik dan tak pernah ingin 'membuang' Chris di tengah 'kepatah-hatiannya'atas diterimanya lamaran calon suami pilihan keluarga Bataknya. Namun tentu apa yang mereka lakukan menyakiti hati terdalamkulah! I never know how much they still love each other di saat saya sudah resmi diterima oleh keluarga Fawzi. Mungkin karena Chris memang bersuara merdu sebening genta gereja, atau karena untuk ukuran general perempuan Batak Chris memang kuakui cantik. Kalau untuk urusan cantik memang Ikang Fawzi pacaraku saat itu punya semacam 'kelebihan' tertentu, dimana matanya tak pernah salah dalam menilai yang cantik dan yang seksi...hehe...termasuk yang serba merdu...hehehe. (again!). Dan saya memang sampai sekarang sering protes kepada 'kelebihan' Ikang Fawzi suamiku itu ... Bahkan saya mengancam akan meninggalkannya melalui cara salah satunya menerima tawaran main film ke Amerika Serikat dari Bapak Hatoek Soebroto untuk film berjudul "Arini Masih Ada Kereta yanga Akan Lewat"--akhirnya film tersebut dibintangi oleh mbak Widyawati & Rano Karno--menjadi pemeran utama bersama Adi Bing Slamet. Dan saya sampaikan kepada Ikang Fawzi pacarku bahwa sebaiknya dia tetap serius dengan Chris dan bertekad mendekati terus secara serius hati Ibu Yuya dengan cara apapun juga. Saya tidak mau menjadi 'ban serep' cinta. Wa bil khusus, karena saat itu sayapun punya "teramat-sangat-kelewat" banyak 'penggemar' setia yang menunggu uluran balasan cinta dariku. Kumbang-kumbang yang datang tersebut beraneka ragam 'bentuk'-karakter-agama-suku nya. Yah...alhamdulillah memang saat itu sayapun sedang naik daun dan memiliki pula pengagum yang sangat banyak, sehingga merasa tak akan kesulitan dalam memilih pasangan untuk insya Allah suamilah begituuuu...

Ikang Fawzi pacarku kusaksikan memang sangat panik mendengar keberatan hati serta penjelasanku! Hal tersebut memang kusengaja karena sejujurnya saya tidak merasa nyaman dengan keberlanjutan kehadiran Christine Panjaitan dalam keluarga Ikang Fawzi pacarku, karena bukankah saat itu mereka sudah putus dan saya telah menjadi pacar resminya? Kalau saat itu saya hadir dalam kehidupan seorang duda beranak--seperti manatan pacarku sebelum Ikang Fawzi--tentu saya tak akan merasa 'gerah' karena jelas statusnya seorang duda cerai! Lhaaa... kalau mereka kan bedaaaa... mana seluruh lagu-lagu yang dibawakan Chris saat itu (yang digubah oleh Bang Rinto Harahap) sebagian besar 'seakan' bercerita tentang kepatah hatian dia dan 'meleleh' bersama bedua dalam cinta abadi! Saya harus memohon maaf secara serius kepada Bang Rinto kalau suatu saat bertemu lagi di Medan bersama mbak Vonny Waluyo sang EO alumni LP3I Banda Aceh, bahwa saya pernah sangat antipati kepada seluruh lkaryanya yang dinyanyikna Christine Panjaita. juga kepada Christine Panjaitan tentunya, secara khusus saya harus meminta maaf karena secara menahun memendam ketidaksukaan yang tinggi kepada dia. Bisa jadi kata mbak Vonny karena Christine Panjaitan mempunyai sifat introfert berbeda dengan saya yang jauh lebih terbuka dan senang menjadi a good listener. Kalau saja sejak awal Christine Panjaitan menunjukkan sikap bersahabat dan mau berbagi rasa denganku saat itu, cerita akan berbeda.

Tapi apa tidak mungkin kalau saat itu sesungguhnya Christine Panjaitan sebenarnya "cemburu" terhadap kehadiranku yang dengan sangat mulus diterima sangat hangat oleh seluruh anggota keluarga besar "baraya sadayana" Banten pacarku terkasih? Karenanya sayapun jadi su'udzon bahwa kala saya telah menjadi kekasih tetap Ikang Fawzi, sebenarnya bibit cinta mereka berdua belumlah padam! Subhanallaaah... semoga saja Christine Panjaitan bersedia memaafkan saya sebelum salah satu dari kami meninggal dunia... Namun memang dia itu agak ...gimana ya? Saat mbak Vonny Waluyo membuat acara di Medan bulan lalu agar saya dan Christine Panjaitandapat duduk semeja dan berbincang sebagaimana para artis lain yang diundang ke Medan, Chris agak 'rikuh' saat ada Ikang...aneh! Biasa sajalah Chris... Akhirnya saat dia baru turun panggung, sayalah yang mencoba menegur dia dengan manis serta "diplomatis" dengan kalimat: "...selamat yan Christine, sukses selalu!" Sudah, hanya begitu sajaaa... Tak ada sapa atau basa-basi lainnya, karena dia hanya mengucapkan: "...terimakasih..." Ya wis-lah saya membathin. Dan esok subuhnya Christine Panjaitan kembali lebih dulu ke Jakarta karena ada shooting TV dengan Andre Taulani di acara Pas Mantap Trans 7. Saat Christine Panjaitan balik ke Jakarta, saya, Ikang Fawzi suamiku, dan LP3I, masih dua hari lagi di Medan bersama Bapak Walikota Medan melakukan touring pendataan siswa SMU menjelang UN (Ujian Nasional).

Informasi saya dapatkan dari asisten Andre yang wartawati di Tangsel bahwa Andre telah mengatur jadwal untuk manggung juga di acara sama bersama Mike Tramph (suami Ayu Azhari penyanyi rock White Lion asal Amerika Serikat), tapi harinya dibedakan karena tidak ingin kejadian seperti di acara Zona Memori Metro TV kejadian lagi. Dimana Mas Sys NS dan Ida Arimurti--mungkin juga ndak sengaja--sangat "norak" bersama Sandro Tobing menjadikan bulan-bulanan kehadiran Ikang Fawzi suamiku dipanggung bersama Christine Panjaitan. Dan herannya tidak ada ungkapan keberatan dari Christine Panjaitan, bahkan suamikupun diam saja tidak menceritakannya langsung kepadaku seperti biasanya. Hehe... Ikang Fawzi suamiku mungkin lupa bahwa saya ini separuh badan sudah seperti intelijen...hehe...(maksudnya intel pentium 4), bahwa segala sesuatu yang disembunyikan dirinya, cepat atau lambat selalu mampu saya ketahui (smile!).

Saya pikir saya dan suami, juga semoga Christine Panjaitan memiliki perasaan dan pikiran yang sama, bahwa alangkah baiknya kita semua melakukan langkah diplomatis serta rekonsiliasi atas apa yang pernah terjadi di masa lalu. Saya benar-benar ingin berjumpa dengan dokter Maringan Tobing suaminya...sebagai saudara, teman, atau pasien obgin barangkali begituuuu... Kata Christine Panjaitan dalam wawancaranya suaminya sekarang ahli di bidang ilmu obgin dan karsinogenik, kebetulan keluargaku rentan terhadap kanker. Sekalian konsultasilah inginnya... Tapi lagi-lagi tergantung kepada Christine Panjaitan. Semoga sebagai mantan calon menantu keluarga diplomat, dirinya lebih terbuka dan bersikap manis kepada saya dan Ikang Fawzi suamiku. Dan menganggap bahwa masa lalu...just let it go...

Salam kasihku untukmu Christine Panjaitan saudariku... tetap semangat dalam menyanyi ya? Ditunggu album barumu... sukses ya Sist? Semoga kita jumpa lagi di Medan di acara mbak Vonny Waluyo. Dan semoga juga, kau bawalah Bang Ingan-mu itu Chris. Saya pribadi ingin berkonsultasi tentang riwayat kesehatan dalam keluargaku. Kata Soraya dan Shahnaz adikku suamimu pernah mereka wawancara, dan sangat ahli alias pintar suaminu itu. Kami berdua ( Ikang dan saya) turut senang mendengar celotehan kedua adik-adikku itu...

Horas!

Sumber: http://marissahaque-diplomasi-inspirasi.blogspot.com/

Sisa Pengaruh Budaya Cina pada Saat Lamaran: dalam Kompasiana.com

Perihal Melamar dan Dilamar

OPINI | 24 June 2010


ALKISAH hiduplah sepasang suami-istri di suatu negeri. Beberapa tahun setelah “pernikahan” kehidupan keluarga itu relatif tak ada masalah, meskipun banyak orang di sekitarnya sering mencibir dan mencurigai bahwa si istri dari pasangan itu punya perangai yang cenderung selingkuh. Kesetiaannya, integritas, moral dan etikanya pun masih tanda tanya. Namun cibiran tinggal cibiran, curiga tinggal curiga, sepasang suami-istri itu tetap cuek bebek. Hingga suatu ketika godaan itu datang dan mengusik harmoni keluarga itu.

Si istri tiba-tiba dilamar oleh orang lain yang kebetulan “sedang” kaya dan punya kekuasaan. Tanpa pikir panjang lagi si istri pun merima lamaran itu. Akibatnya, tak hanya suaminya yang dibuat mencak-mencak, tetapi juga tetangga yang sejak dulu sudah mencurigai ketidaksetiaan si istri. Mereka menganggap ini adalah pengkhianatan tingkat tinggi.

Bagi suami dan kebanyakan orang disekitarnya, jelas tindakan si istri ini sangat melukai dan mengecewakan. Tidak hanya suaminya yang terluka dan kecewa, namun juga banyak orang yang terluka dan kecewa sebab dulu pernah menjadi saksi dan mungkin juga menetapkan pernikahannya secara administrasi. Bukan masalah undang-undang atau peraturan yang dilanggar atau tidak dilangar. Lebih dari itu, ini terkait dengan masalah moral dan etika. Kalau memang dia istri yang “sholeha” tentu dengan tegas akan menolak lamaran itu. Namun, faktanya dia pun sepertinya menerima lamaran itu dan sekarang sedang memproses (dengan sepihak) perceraiannya. Jelas tindakannya ini menunjukkan ketidaksetiaannya pada suami sekaligus menunjukkan kegatelan dan keganjenan-nya.

Demikian juga dengan sang pelamar. Sudah tahu istri orang lain, masih juga mau ngembat. ­Kalau ngebet dan kebelet, mbokyao jangan keterlaluan seperti itu. Apakah tidak ada wanita lain yang lebih “seksi” yang menarik mata dan hati hingga istri orang lain tidak menjadi sasaran? Kalau pun memang sudah tak ada wanita lain, apa tidak bisa bersabar sedikit menunggu perceraian dan masa idah-nya si wanita itu, hingga tak sampai merusak pagar ayu seperti ini?

Entahlah bagaimana akhir kisah itu, yang jelas kata guru-guru ngaji di kampung saya, melamar dan dilamar itu ada aturannya, ada etika moralnya, kecuali bagi orang yang sangat kebelet dan kegatelan sekaligus tak tahu diri saja!

Harry Maksum di Beijing, China


Harry Maksum di Beijing, China
Harry Maksum di Beijing, China

Senin, 13 Juli 2009

I Have Climbed The Great Wall

Keindahan Beijing pertama kali saya dengar dari Mbak Marissa Haque. Ia sering bercerita tentang pengalaman indahnya saat shooting sinetron Kembang Setaman 13 tahun lalu. Sinetron yang dibintangi Ferry Salim dan Ida Iasha tersebut memang mengambil setting di China, khususnya Beijing. Saat itu Mbak Icha menjadi produser di bawah bendera PT. Rana Artha Mulia perusahan miliknya. Sutradanya Enison Sinaro. Di tengah asyiknya bercerita, tiba-tiba ia berniat mengajak saya ke Beijing satu saat nanti. Mbak Icha ingin mengenang kembali saat-saat indah pembuatan sinetron tersebut. Tentu saja saya pun agak berbunga-bunga menerima ajakan tersebut. Yang langsung terbersit di dalam benak adalah saya harus menginjakkan kaki di Tembok Besar China (The Great Wall of China) yang sangat monumental, menawan, dan bersejarah.


Keingingan menginjakkan kaki di Tembok Raksasa yang di China dikenal sebagai "tembok panjang 10.000 li" ini semakin menggebu setelah mendengar cerita Mbak Menik, sekretaris pribadi Mbak Icha. Apalagi bumbu cerita Mbak Menik cukup heboh dengan kenangan saat dirinya kesengsem sama pedagang buah di Beijing yang wajahnya mirip Chow Yun Fat, aktor China yang ngganteng.

Mbak Icha memang belum sempat mewujudkan niatnya. Beliau masih sibuk dengan urusan disertasi doktor di IPB, sibuk kuliah di Magister Manajemen UGM, dan pencalegan di DPR-RI yang melelahkan karena harus masuk ke penghitungan tahap III. Akan tetapi, karena keinginan ke Beijing cukup menggebu, Allah memberi jalan lain. Program Tadabur Alam tahunan Asbisindo Jawa Barat ternyata ke Beijing, China. Kota bersejarah yang sedang maju pesat ini dipilih setelah mengalahkan Hongkong, Filipina, dan Brunei Darussalam dalam polling intern. China dipilih bisa jadi karena para pengurus asosiasi bank syariah ini ingin mengamalkan anjuran Rasulullah untuk menuntut ilmu ke negeri China.

Saat menginjakkan kaki di Tembok Besar China, saya merasa bersyukur karena diberi kesempatan melihat satu dari 7 Keajaiban Dunia. Great Wall memang memesona. Bangunan dengan ketinggian 8 meter dengan lebar 5 meter tersebut terbentang sepanjang 6.400 km (studi pemetaan terakhir menyebutkan panjangnya 8.850 km) dan melewati 9 provinsi yang membentang dari Benteng Jiayu di Provinsi Gansu Tiongkok Barat sampai pinggir Sungai Yalu Provinsi Liaoning Tiongkok Timur Laut. Usianya pun cukup fantastis. Dibuat sejak masa Dinasti Qin, di bawah Kaisar Qin Shi Huang (221-207 SM) diteruskan pada masa Dinasi Han (207 SM - 9 M) dan diselesaikan pada masa Dinasti Ming (1368-1644).

Arsitektur tembok yang sempat ditembus oleh ilusionis David Coperfield ini memang mirip naga raksasa yang meliuk-liuk di punggung pegunungan China utara. Setiap 180-270 m dibuat menara pengintai atau menara api. Tingginya berkisar 11-12 m. Tempat ini berfungsi sebagai menara pengintai musuh. Sehingga apabila musuh datang bisa dengan cepat diketahui dan dikabarkan kepada penduduk negeri dengan mengepulkan asap dari menara pengintai. Tembok Besar China memang dibuat sebagai benteng pertahanan untuk menahan serbuan bangsa Mongol dari arah utara.

Diwisuda
Tembok Besar China masih membuat kagum saya. Dengan kekokohan, kekuatan, kemegahan dan kebesarannya sulit membayangkan bagaimana membawa material ke pegunungan, menghabiskan dana berapa, dan membutuhkan tenaga berapa orang. Menurut, David Lee, guide local kami, tidak kurang dari 10.000 orang meninggal dalam pembuatan Tembok Besar. Mayatnya langsung dikubur di bawah tembok.

Sementara itu, Tour Leader kami, Henny Liauw memberi tahu bahwa kalau ada yang bisa mencapai beberapa menara api, akan diberi sertifikat sebagai bukti sudah menapaki Tembok Besar hingga ke atas. Informasi itu tentu saja membuat kami penasaran. Apalagi Pak Masduki. Dirut PT. BPRS Baiturridha yang semasa mudanya senang mendaki gunung menantang saya untuk mendapat sertifikat tersebut. Saya, Pak Masduki dan Henny pun melenggang bertiga. Namun sampai menara pengintai keempat Henny menyerah. Ia tidak bisa melanjutkan ke pos pertama. Akhirnya saya dan Pak Masduki meneruskan perjalanan hingga ke pos pertama. Memang benar, walaupun bukan sertifikat seperti cerita Henny, di sebuah kedai dijual souvenir I Have Climbed The Great Wall yang bisa menuliskan grafir nama kita. Harganya murah hanya 30 Yuan. Saya dan Pak Masduki pun langsung membeli dengan bangga. Karena dari 19 orang rombongan, hanya saya berdua dan Pak Masduki yang mencapai pos pertama tersebut. Ketika asyik berfoto ria, Henny mengirim SMS bahwa David, sudah menunggu. Akhirnya saya dan Pak Masduki mempercepat turun.

Ketika sampai di menara keempat, Henny ternyata ditemani oleh Pak Denny, suami Bu Megawati (pimpinan Bank Niaga Syariah Bandung), ketika diceritakan kita mendapat sertifikat, Pak Denny sangat berminat. Apalagi Pak Masduki memprovokasi terus. Pak Denny akhirnya naik lagi. Dan pulang membawa sertifikat (souvenir) untuk dikenang anak cucu. Kami pun mewisuda diri sendiri (bertiga) dengan memperlihatkan souvenir "bersejarah" bagi kami. Sekalipun David sudah cemberut menunggu kami yang lewat 1 jam, kami tidak peduli, yang penting kami sudah mendapat "sertifikat". Apalagi ternyata yang paling terlambat bukan hanya kami, masih ada tiga orang lagi. Saya yakin yang tiga orang itu adalah Pak Ade Salmon (Pemimpin Cabang Bank BTPN Syariah Bandung), Pak Rois (Pemimpin Cabang Bank BRI Syariah Bandung dan ternyata ikut juga Pak Alex Sulaiman (Komisaris Utama PT BPRS Islahul Ummah).


Mereka ternyata mengambil jalan kiri gerbang Great Wall Badaling yang agak curam. Namun, mereka tidak mendapatkan sertifikat (souvenir) lulus menaiki Great Wall. Prestasi puncak mereka adalah difoto di sebuah WC di menara api keempat. Rupanya yang menjadi provokator adalah Pak Ade Salmon yang terus memprovokasi Pak Rois dan Pak Alex. Padahal saat pulang Pak Rois sudah tidak berdaya. Dia mengaku lututnya gemetaran saat turun. Tapi dia merasa gengsi untuk berhenti menapaki Great Wall, karena selain Pak Ade Salmon yang memprovokasi, ada ayoyo (gadis cantik) asal Shanghai bernama Valentino yang membuat mereka tidak bisa berhenti.

Sebagai cowok maco (bukan macho) karena artinya cowok mawa cocooan (bahasa Sunda – yang artinya cowok yang membawa mainan anak-anak, karena Pak Rois paling rajin membeli mainan anak-anak), Pak Rois merasa gengsi harus kalah sama Valentino mahasiswi cantik asal Shanghai. Tapi akibatnya, selain tuur nyorodcod (lutut gemetaran) sampai di hotel, bahkan sampai di Tanah Air, pegal-pegal Pak Rois yang belakangan diberi gelar Kaisar Yun Yi masih terasa.

Ada kisah menarik seputar pemberian gelar Kaisar Yun Yi. Begini ceritanya. Di Bandung, selain tahu Bungkeng yang terkenal adalah toko tahu Yun Yi. Pak Rois yang bermata agak sipit dan tubuhnya kekar, mirip orang China berkulit hitam. Di pesawat pun setiap pramugari menyapa ramah dengan bahasa China. Di dalam bahasa Arab, arti pemimpin adalah Rois. Seperti Rois Am (ketua umum) NU. Bisa jadi Kaisar juga diberi gelar Rois kalau melancong ke Arab. Jadilah Pak Rois yang sipit ini diberi gelar Kaisar Yun Yi (mudah-mudahan toko tahu Yun Yi tidak keberatan).

Akan tetapi rombongan Pak Ade Salmon dan Pak Rois ini tidak mendapatkan "sertifikat", sertifikat yang membanggakan mereka adalah difoto di dekat WC tertinggi dan difoto bareng Valentino ayoyo (gadis cantik) asal Shanghai.
 

Biaya Studi ke Beijing, Cina: dalam Marissa Haque Fawzi

October 1, 2008
 
Ini pertanyaan yang kalo gak jadi yang pertama akan jadi pertanyaan kedua  yang ditanyakan orang yang mau belajar ke Cina. Berapa biayanya? Aku selalu jawab: tergantung…. hehehe… Tergantung mo studi ke mana, berapa lama, mo tinggal di tempat kayak gimana.. Jawaban yang membuat orang yang nanya garuk-garuk kepala.

Oke. Sebenarnya maksud mereka adalah mereka pengen punya gambaran kasar tentang biaya yang perlu mereka keluarkan per semesternya.. Ini aku kasih info.. tapi peringatan dulu ya.. ini garis besar aja dan tentunya setiap saat info ini bisa tidak sesuai dengan keadaan di lapangan. Setidaknya sekarang ini (sepengetahuanku…) ini keadaannya ….


Secara umum biaya studi (program bahasa Mandarin) di Cina tidak berbeda dengan studi di Indo. Ada beberapa biaya yang musti kita bayar :

Pertama, biaya studi. Kita bisa pilih program biasa (4 jam sehari) atau program intensif (6 jam sehari). Untuk program biasa biayanya sekitar 8500 RMB – 12000 RMB per semester. (kalikan saja dengan kurs sekarang ini sekitar 1375 rupiah untuk 1 RMB).  Program intensif biayanya pastinya lebih gede yaitu sebesar: 18000 – 20000 RMB per semester nya…

Kedua, biaya tempat tinggal. Kebanyakan alan memilih tinggal di dormitory alias asrama. Disini kita juga bisa milih. Kalo mau murah bisa pilih sekamar berdua alias dobel. Tapi kalo pengen privacy kita bisa memilih kamar sendiri alias single. Untuk kamar dobel biaya sekitar 40 – 80 RMB per harinya. (jangan lupa dikalikan dengan 140 hari, jumlah hari per semesternya). Sedangkan yang pengen menyendiri perlu bayar sekitar 105 – 130 per harinya. Yang wajar sih pilih kamar yang harganya at least 60 per harinya… di bawah itu fasilitas dan kebersihan menyedihkan mbo….

Ketiga, biaya hidup. Ini sih gak beda jauh dengan di Indonesia. Sekitar antara 20 – 50 RMB per hari gitu deh.. tentunya dengan catatan.. jangan ngopi di Starbucks tiap ari… :)

Keempat, biaya pendaftaran. Yang hanya sekali kita bayar… sebesar 400 – 700 RMB tergantung universitasnya. Biaya ini aja.. jauh lebih murah daripada biaya daftar univ di indo ya..

Dan terakhir tentunya, jangan lupa, biaya perjalanan ke Cina. (bisa gratis kalo mau berenang ke Cina… hehehe…) sebagai gambaran aja.. tiket Cathay Pacific dari Jakarta ke Beijing untuk tiket bolak-balik dengan jangka waktu setaon berkisar sekitar 900an US dollar.

Nah sudah kan itung-itungan nya. Pengen belajar Mandarin ke Cina..???? Mulai nabung atau mulai merencanakan strategi nyenengin bokap nyokap biar di biayai studi ke Cina :)

Studi Mandarin ke Beijing, Cina: dalam Marissa Haque Fawzi

Kebanyakan orang Indo akan memilih salah satu dari tiga kota ini kalo mereka mo belajar Mandarin di Cina : Beijing, Shanghai, Guangzhou. Post ini mari kita lihat tentang Beijing…

Sumber: http://study2china.wordpress.com/2008/10/01/beijing/



Ibukota Cina ini dipilih banyakorang indo karena satu hal : Bahasa Mandarin dipakai secara luas di Beijing. Artinya kebanyakan orang bisa ngomong Mandarin. Mustinya dong ya… namanya juga ibukota. Jadi kemana-kemana, ama tukang sayur, ama sopir bis, ama SPG di mal semuanya bisa diajak ngomong mandarin. Jadinya kita bisa cepet lancar ngomong mandarin. Bandingkan dengan Shanghai, dimana bahasa Mandarin hanya dijumpai di Kampus, sedangkan di luaran penduduknya lebih demen pake dialek lain…

Alasan lain mengapa orang indo memilih Beijing sebagai kota tujuan studi, juga supaya bisa melihat-lihat objek wisata budaya seperti Great Wall, Forbidden City dan lain-lain yang adanya di Beijing. Sekalian belajar dan jalan-jalan gitu…

Hanya ada satu masalah di Beijing. Cuacanya lumayan tidak bersahabat. Suhu di Beijing bisa sangat dingin di musim dingin (bisa sampai minus 20 derajat) dan bisa sangat panas di musim panas (bisa mencapai 40 derajat). Satu keluhan lagi, bagi kebanyakan orang Indo, makanan di Beijing mungkin terlalu berminyak… Segala ayam goreng yang kita pesan datang dengan bonus lapisan minyak di piring… (perlu punya banyak akal kalo mau menjalankan program diet… hehehe… )

Di Beijing ada satu universitas yang mengkhususkan diri dalam bidang bahasa dan budaya, yang jadi favorit orang indo yang memilih kota ini sebagai tujuan studi namanya BLCU (Beijing Language and Culture University) lihat di sini. Univ ini boleh dibilang market leader deh kalo masalah belajar bahasa Mandarin di Beijing. Meskipun… namanya ibukota ya… Beijing juga menawarkan pilihan beberapa universitas lain yang juga menyediakan pilihan program studi bahasa Mandarin.

Walaupun ibukota, biaya hidup di Beijing tidak berbeda dengan kota-kota besar lain di Cina. Jadi jangan kuatir tongpes karena memilih studi di kota ini…

Beijing… recommended bagi yang pengen cepat pintar Mandarin dalam waktu singkat..  cuman.. jangan lupa siapin baju tebal-tebal biar bisa survive musim dingin-nya Beijing..

Cina di Zaman Rasulullah Muhammad SAW: Marissa Haque & Ikang Fawzi

Dongjing (Cina di Selatan)

Cina di Zaman Rasulullah Muhammad SAW termasuk Jepang, Korea,Taiwan, dan Indonesia di sebelah tenggara--para ras Mongoloid

From Wikipedia, the free encyclopedia
Dōngjīng (东京) is mandarin Chinese meaning "eastern capital", it may refer to:
  • Tokyo, Japan
  • Bianjing, modern day Kaifeng, Capital of Chinese Northern 
  • Song Dynasty
  • Hanoi, hence the name Tonkin, Vietnam

Salam Damai untuk Dua Penyanyi Fav-ku: Christine Panjaitan & Rafika Duri



"Salam Damai untuk Dua Penyanyi Fav-ku: 
Christine Panjaitan & Rafika Duri"

Sebagai pribadi saya menyukai keinginantahuan Christine Panjaitan mempelajari Ilmu Bahasa Mandarin atau Cina, yang dalam bahasa akademik disebut Sinologi.

Dalam Agama Islam dijelaskan di dalam sebuah hadist yang soheh bahwa "... kejarlah ilmu sampai ke negeri cina." 

Karenanya, suatu saat kelihatannya Christine Panjaitan dan saya mungkin dapat terlibat sebuah perberbincangan hangat-berkualitas  tentang masalah Cina dan atau segala sesuatunya yang terkait dengan masyarakat serta budaya Tiongkok kuno cum modern.

Tentang Tsun Zhu atau the art of war Cina, tentang strategi RRC masuk kedalam 'gerombolan' negara yang meratifikasi perjanjian dengan negara-negara maju di WTO serta pengaruhnya terhadap liberalisasi ekonomi serta pasar bebas.

Tentang serbuan barang-barang Cina pasca diberlakukannya CAFTA atau ACFTA sejak tanggal 1 Januari 2010 lalu, dasementara Indonesia menerima 'pasrah' total tanpa perlawanan sama sekali! Kelihatannya diskusi pasti akan dinamis serta insya Allah hangat.

Semoga Christine Panjaitan terus mengasah kepekaannya terhadap segala sesuatu terkait Cina, China, Tiongkok, dan atau Mandarin. Sehingga kelak pasca diskusi bisa didapatkan pencarahan positif untuk siapapun yang dekat di hati kami masing-masing. Dan yang terpenting adalah mencairkan kebekuan menahun yang pernah terjadi di masa lalu. Chris...please..just let it go...mohon maaf lahir dan bathin ya? Salam untuk Bang Ingan serta anak-anakmu di rumah Bandung...

Sumber: http://www.youtube.com/watch?v=8P79kpQVmnA&feature=related

Cina di Zaman Rasulullah Muhammad SAW

Cina di Zaman Rasulullah Muhammad SAW
Cina di Zaman Rasulullah Muhammad SAW

Entri Populer